kemiskinan terhitung merupakan isu yang tak terpisahkan dari susunan terbawah masyarakat Leave a comment
Sebagai solusi atas penyakit Ningsih, ia memilih untuk mengambil alih jalur pintas menggunakan jasa dukun untuk menyembuhkan sakit sang putri. Kemiskinan yang menggerogoti Agus sebabkan aksesnya terhadap sarana kesegaran dibatasi. Sebut saja, sang Dukun mengimbuhkan sebuah syarat sehingga Ningsih pulih yaitu bersama dengan mengimbuhkan tumbal yang berjumlah tujuh orang. Dunia perdukunan sesungguhnya sering kali menjadi alternatif masyarakat desa untuk berobat kalau mengalami ada problem finansial, bahkan langkah kotor sering kadang ditawarkan oleh dukun di dalam selesaikan masalah pasiennya.
Tak hanya itu, kemiskinan terhitung merupakan isu yang tak terpisahkan dari susunan terbawah masyarakat. Di pedesaan, udah perihal yang lazim kalau makanan pokok yang umumnya berupa nasi digantikan bersama dengan alternatif berupa biji-bijian. Dalam film ini, terhitung diekspresikan tidak benar satu isu yang eksis di pedesaan perihal anak yang tak kunjung pulang sehabis berada di perantauan. Bagi orang yang lahir dan tumbuh di pedesaan, bakal jadi tak asing bersama dengan berbagai permasalahan tersebut.
Film yang berdurasi 18 menit, bakal jadi menarik penontonnya untuk menebak cerita setelah itu sehingga penonton tidak bakal bosan jadi dari awal sampai akhir film. Gaya bhs yang dipertunjukkan di dalam film ini menggunakan bhs jawa halus. Penonton yang bukan orang jawa bakal selalu mengetahui dialog di dalam film karena udah disempurnakan bersama dengan takarir Bahasa Indonesia. Salah satu obrolan pada Agus dan Ningsi “Pak, ingin mangan sego pak”, ucap Ningsih. Secara gamblang kalau diambil kesimpulan yakni, Ningsih mengidamkan makan nasi. Sangat tergambarkan bahwa Ningsi selagi itu nampak tidak cukup makanan.
Baca juga: https://www.pantiwaluyohospital.com/
Dalam film yang beralur maju ini tergambar keadaan Agus yang terlampau terkekang bersama dengan keadaannya. Ia mengidamkan menyaksikan anaknya pulih dari penyakit, di lain segi ia kudu membunuh dan menjadikan orang lain sebagai tumbal yang mana menentang norma yang berlaku di masyarakat.
